Januari 31, 2010

Romanti Melody: Sunao na Niji (An Honest Rainbow)



Kodomo no koro mita niji wo ima miageru to
Nanairo de wa naku yagate kiri ga kakari
Jikan wa suki kawatte yuku
Kimi wo sagashitemo doko ni mo inai…..
Me wo toji kokoro hiraite mata magamete mitemo
Nani mo kawaranai no ka tashikamete mitai……
Kelopak-kelopak bunga berguguran menyentuh kulitku. Aku sedang dalam perjalanan menuju SMA baruku, SMA Pelangi. Tadi subuh hujan, jadi aku berjalan melalui genangan air di sepanjang jalan. Aku menatap pelangi di angkasa raya yang memamerkan warna birunya. Aku sedikit bingung, karena pelangi itu tidak terdiri dari tujuh warna, seperti kata orang-orang. Tapi kemudian kabut datang, menutupi pelangi itu. Aku langsung mempercepat langkahku ke sekolah. Lalu aku pun berlari menuju gerbang sekolah yang untungnya masih terbuka lebar. Tapi di tengah lapangan, aku menabrak seseorang. Lelaki itu langsung berlari. Aku sempat melihat namanya, Shinji Tsuruta. Tanpa membuang waktu lagi, aku langsung berlari menuju kelasku, kelas 10.
Untunglah aku tidak terlambat. Saat aku memasuki kelasku, yang kudengar hanyalah suara langkah kakiku sendiri. Tempat yang tersisa pun hanya di sudut kelas, sendirian. Setelah aku duduk, mereka pun kembali bercerita. Mereka sama sekali tidak memperhatikanku. Tak ada seorangpun yang kukenal, bahkan Shinji yang menabrakku tadi pun tidak ada di sini. Aku hanya bisa menangis dalam hati… T.T
~(V_V)~
Ame ga yamu to fuini kimi wa hodoukyou ni nobori
Sora wo yubisashite mujaki ni waratteta
Kieiru you na sukete niji wo
Nanimo ienai mama nagamete ita ne….
Namaku Kyoka Suigetsu, aku anak perempuan yang pendiam dan misterius. Aku cukup pintar, tapi ada satu kekuranganku, aku tidak bisa jujur. Bukan dalam artian negative, maksudku, jika aku menginginkan sesuatu, aku hanya memendamnya dalam hati. Aku tidak pernah mengatakan hal itu dengan orang lain. Karena sifatku inilah, orang-orang bereaksi dengan menjauhiku. Jika aku mengingatnya, hatiku terasa sakit sekali.
Saat istirahat, akupun bertemu dengan Shinji yang tadi menabrakku.
“Hei, tadi maaf, ya! Ada yang sakit?”
Aku hanya menggelengkan kepala pelan.
“Kok lesu gitu? Ya sudah, kita makan di kantin aja, ya!”
Aku pun mengangguk. Kami berdua pun duduk di meja kantin. Banyak orang yang menatap sirik kepada kami. Kami pun memesan makanan. Sambil makan, kami pun berbincang-bincang.
“Kamu anak kelas 10, ya? Namaku Shinji Tsuruta, kelas 12. Salam kenal, ya! Namamu?”
“Kyoka Suigetsu…” jawabku pelan. Shinji hanya mengerenyutkan dahi.
“Kyoka…” dia pun mengangguk sambil menyantap makanannya.
“Kyoka, suka kelasnya?”
Pertanyaan konyol apa itu? Pikirku dalam hati. Ingin rasanya ku teriakkan bahwa kelas 10 sama sekali tidak menyenangkan!!! Aku bahkan belum pernah ditegur sampai sekarang!
Tapi, sepertinya Shinji dapat membaca pikiranku, “Kyoka, tidak semua orang punya kesan baik terhadap sesuatu pada pandangan pertama.” Shinji pun menyeruput esnya, lalu mengajakku untuk membayar. Kami berdua pun membayar makanan, dan keluar kantin.
“Kak Shinji, terima kasih, ya…”
“Panggil saja aku Shinji. Aku suka geli kalau dipanggil kakak..” katanya lalu tertawa. Aku hanya tersenyum simpul.
“Kyoka, lain kali kita makan bareng lagi,ya!” ajaknya sambil tersenyum dengan senyum yang terindah yang pernah ku lihat. Aku pun mengangguk penuh semangat.
~(v_v)~
Hontou wa ano toki zutto
Kimi no yokogao wo miru koto ni muchuu ni natteta
Wasurenai tame ni
Semenjak itu, aku dan Shinji menjadi teman akrab. Banyak orang yang sirik melihat kam selalu pergi berdua. Bahkan, Shinji selalu mengantarku ke rumah. Sekarang aku tidak terlalu sedih lagi dengan perlakuan teman-teman baruku, Karena paling tidak, aku memiliki teman akrab di sekolah ini. Tetapi, ada sesuatu yang aneh. Setiap aku bersama Shinji, aku merasa nyaman, dan aku selalu mengeluarkan sifatku yang selama ini tersegel dalam lubuk hatiku yang paling dalam. Hanya dengan Shinjilah, aku bisa tersenyum, bahkan tertawa lepas.
“Kyoka, bagaimana perlakuan teman-temanmu padamu?”
“Yah, masih seperti dulu…”
Shinji mendekatiku, jantungku berdetak kencang.
“Kyoka, cobalah untuk lebih jujur kepada mereka.”
“Maksudnya?”
“Kau hanya menunjukkan sifat aslimu padaku, kan?”
Aku pun menunduk. Shinji mendekatiku, sehingga matanya bertemu langsung dengan mataku. Tanpa kusadari, wajahku memerah dan jantungku berdetak makin kencang. Sepertinya Shinji mengetahuinya.
“Kupikir itu karena Kyoka tidak tahu cara mengatakan apa yang ingin kau katakan. Walaupun sudah ada bayangan di kepala, tapi kau tak bisa melakukanya. Akhirnya kau merasa kalah sebelum bertanding, kan?”
Aku kaget. Shinji selalu dapat membaca pikiranku. Sedikit demi sedikit, aku bisa memahaminya. Yang ada di pikiranku hanyalah Shinji. Shinji yang mempunyai perasaan yang tajam, Shinji yang humoris, Shinji yang ramah, dan sebagainya. Kami seakan sudah saling mengenal dengan baik. Shinji selalu memberiku saran untukku, hanya untukku.
~ (v_v) ~
Sunao ni narezu ni
Tada kimi no namae wo kokoro no naka de sou sakenderu
Kimi wo ushinattemade te ni shitai mono nado
Nai hazu na no ni doushite darou
Mereta kami wo dzutai ochiru no wa
“Sayonara” to iu namida datte ne
Hari ini, saat istirahat, aku menenggu Shinji menjemputku untuk makan di kantin bersama. Tapi, aku terus menunggu sampai jam istirahat berakhir. Shinji tak datang. Sepanjang perjalanan, aku pun bertanya-tanya. Tidak mungkin dia melupakanku! Bahkan, saat pulang sekolah pun aku tidak melihatnya. Apakah dia sakit? Kalau sakit, mengapa dia tidak menghubungiku? Besoknya saat istirahat, aku pun mengunjungi kelas 12.
Kamu Kyoka, kan?” Tanya Kak Benio, teman sekelas Shinji.
“Iya, kak. Shinji mana?”
“Shinji belum bilang padamu, Kyoka?” Tanya Kak Benio sambil menggelengkan kepala. “Kyoka, Shinji tidak bisa ke sekolah ini lagi. Orang tuanya sakit. Jadi, dia harus bekerja di perusahaan ayahnya menggantikan beliau. Sayang, padahal sebentar lagi ujian…”
“Jadi, Shinji bagaimana, Kak?”
“Kata Shinji, biar dia yang menyelesaikan masalah ini. Sabar ya, sayang…” Kak Benio mengelus kepalaku. Tak terasa air mataku keluar. Kak Benio memelukku erat.
~ (v_v) ~
Ame agari wa ima mo
Hodoukyou kara semai sora miage
Kakehashi wo sagasu kedo
Kimi no moto ne tadoritsukenainda
Monokuro no sekai ni iru
Semenjak itu, aku seperti kehilangan semangatku. Aku menjadi gadis yang pemurung seperti dulu. Aku selalu menangis, dan akhirnya aku pun jatuh sakit. Aku menderita demam tinggi. Mengapa aku bersedih? Aku tak mengerti. Karena Shinji kah? Oh, Tuhan, aku benar benar mencintainya, sungguh. Aku seakan akan bisa merasakan penderitaannya. Aku selalu menghabiskan waktuku dengan menangis.
Suatu hari, Kak Benio menyuruhku untuk sekolah karena khawatir dengan nilaiku. Aku pun memaksakan diri ke sekolah. Saat pulang sekolah. Aku melihat sosok yang sangat ku kenal sedang duduk di bawah pohon tempat aku dan Shinji biasa bercengkrama.
“Yo!”
~ (v_v) ~
Kotoba ni dekizu ni
Tojikometa omoi wo ima sara kimi ni toikakete miru
Yowasa no sei ni shite nigedashitan no wa
Sou kimi no hou ja nai boku no hou da yo…
“Sudah lama tidak bertemu ya, Kyoka!”
Senyum itu, aku pun langsung mengenalnya. “Shinji!”
Shinji pun mendekatiku, “Sudah lama aku tidak melihatmu sesedih ini, Kyoka.”
Aku hanya menunduk. “Shinji, kamu kemana saja?”
“Kyoka…”
“Apakah kau tidak tahu kalau aku sangat merindukanmu?! Mengapa kau tidak menghubungiku?!” tanpa sadar aku pun berteriak
“Kyoka, kau…”
“Kau pergi begitu saja tanpa kabar, apa kau kira aku tidak mencemaskanmu?!!” kali ini aku pun menangis.
“Kyoka, aku hanya tidak mau kau ikut terlibat. Bisnis orang tuaku bangkrut, dan ayahku jatuh sakit. Aku terpaksa harus tidak sekolah untuk menggantikan ayahku sementara. Aku bahkan meminta ujian dikirimkan ke kantor kemarin.”
“Aku merindukanmu! Aku benar-benar mencintaimu, Shinji! Kamu tega, kamu telah melukai hatiku!”
Shinji langsung mendekapku erat. Aku terkejut. Shinji mendekapku sangat erat, bahkan aku dapat merasakan detak jantungnya.
“Kyoka, maafkan aku. Sebenarnya, aku pun mencintaimu.”
Itu adalah kata terindah yang pernah kudengar. Air mataku pun menetes.
“Kyoka, jangan menangis. Kita masih bisa bertemu, kok.”
“Aku.. tidak ingin berpisah dengan Shinji..”
Shinji pun menangis “Aku juga, tapi, untuk sementara, kita akan berpisah. Saat kita bertemu lagi, aku ingin kau melukis pelangi kejujuran untukku…”
Aku pun mengangguk. “Shinji, jangan lupakan aku, ya..”
Shinji pun tersenyum “Tidak akan.”
Kelopak-kelopak bunga yang berguguran menjadi saksi janji kami berdua. Shinji melepaskan pelukannya. Aku masih menangis. Shinji mengusap air mataku, dan tersenyum dengan senyum yang sama seperti dulu. “Kyoka jelek deh kalau nangis!”
Aku pun tersenyum. Shinji terpaksa pergi karena ada rapat penting di kantornya. Dia mengantarku pulang seperti dulu. Tapi, Shinji sepertinya berat melepaskanku. Aku juga begitu.
Aku pun mulai mencoba melukis pelangi kejujuran. Sekarang, aku sudah mempunyai banyak teman. Shinji, kapankah kita akan berjumpa lagi?
Sunao ni narereba
Kono kiri ga hareru to kokoro ni negai sou sakenderu
Nanika tarinakute mo ima aru iro de
Sou boku no sekai wo nurikaete mitai
Itsuka mata kimi ni aeru kara
Sunao ni omoi tsutaeru kara
Sunao na niji wo egaite miru kara…
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What do you think? Comment please! :3