
Hikikomori itu adalah orang yang lebih suka berdiam diri di rumah dibandingkan bersosialisasi. Bisa dibilang, hikikomori itu antisosial. Tapi, ada juga yang bukan antisosial. Hikikomori juga tidak suka keluar rumah, lebih suka mengerjakan sesuatu di dalam kamar, dan juga cenderung tidak mau berbaur dengan masyarakat.
Hikikomori itu sebenarnya tidak salah, hanya saja, masyarakat salah persepsi, menyebut hikikomori sebagai sesuatu yang 'tidak wajar' menurut mereka. Memang hikikomori cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungannnya.
Sebenarnya, sesuatu yang baik dan buruk itu relatif, tergantung siapa yang melihatnya. Tapi menurut pribadi saya, hikikomori itu baik, karena saya juga seorang hikikomori. Tetapi jangan berlebihan. Misalnya rela tidak sekolah karena tidak mau keluar. Seorang hikikomori juga harus bersosialisasi dengan lingkungannya. Karena hal tersebut penting demi kebaikan individu itu sendiri.
Banyak penyebab yang mengakibatkan seseorang melakukan hikikomori. Seperti takut akan sinar matahari yang (katanya) bisa membuat kulitnya menjadi gelap. Atau merasa tidak suka terhada masyarakat yang menganggapnya rendah (nah, yang ini saya!). Atau rasa tidak percaya kepada orang lain, atau merasa malas untuk keluar dan bersosialisasi dengan orang lain (ini juga saya!). Cara untuk menguranginya adalah menanamkan kepada seorang hikikomori paham bahwa Tidak akan terjadi apa-apa jika kau keluar. Tanamkan kepada mereka kalau masyarakat membutuhkan mereka, dan mereka membutuhkan masyarakat. Ajarkan kepada mereka rasa cinta, sehingga mereka akan meninggalkan kebiasaan buruk (?) mereka, menjadi hikikomori.
Yah, tapi belum ada yang melakukan hal itu kepada saya. sepertinya saya akan terus menjadi hikikomori :D
Well, ada salah kata? Atau menyingging? Komentar diperlukan! ^^
1729
Gelbe-Lilie
Ya.. Teruslah jadi pecundang dalam kehidupan.. Sekali anda kecemplung ke dalam lubang hikikomori, akan sangat sulit untuk keluar dari lubang itu..
BalasHapusDan itu artinya anda tidak akan pernah menjadi dewasa dalam menghadapi kerasnya kehidupan.